Eksperimen fisika sederhana
Bunyi:
Gelombang Longitudinal
Tujuan: Menentukan
bagaimana pengaruh jarak dari sebuah benda yang bergetar terhadap frekuensi
bunyi yang dihasilkan.
Bahan-bahan: Penggaris
palstik yang lentur.
Cara Kerja:
1. Letakkan
penggaris di atas meja (bisa menggunakan 2 atau 3 buku) dengan tiga per empat
bagiannya melampaui tepi meja.
2. Dengan
satu tangan, pegang salah satu ujung penggaris sehingga menempel erat pada
buku.
3. Dengan
tangan yang lain, tekan ujung penggaris yang bebas ke bawah, kemudian lepaskan.
Perhatikan bunyi yang dihasilkan dan seberapa cepat ujung penggaris yang bebas
itu bergetar.
4. Ulangi
langkah 3. Ketika penggaris bergetar, gerakkan penggaris secara perlahan
sehingga bagian yang terulur melampaui tepi buku semakin pendek. Perhatikan
bunyi yang dihasilkan dan seberapa cepat ujung penggaris bergetar ketika
panjang ujung penggaris yang bergetar berkurang.
Hasil:
Bunyi berubah ketika panjang ujung penggaris yang bergetar berkurang.
Mengapa?
Bunyi
adalah sebuah getaran yang merambat melalui sebuah
perantara. Gelombang bunyi adalah
gelombang yang timbul sebagai akibat dari getaran sebuah benda. Bunyi berasal
dari benda yang bergetar yang memaksa media yang dilaluinya untuk bergetar.
Penggaris merupakan contoh sumber suara yang bergetar. Ketika dipukul,
penggaris dapat melakukan gerakan bolak-balik (bergetar) pada sebuah frekuensi
khusus (jumlah getaran per detik). Getaran penggaris menyebabkan
molekul-molekul udara disekitar penggaris bergerak bolak-balik pada frekuensi
yang sama, menciptakan daerah rapatan
(tempat molekul-molekul udara tersebut ditekan bersama-sama) dan regangan (tempat molekul-molekul udara
tersebut menyebar). Gelombang, seperti halnya gelombang bunyi, yang memiliki
daerah rapatan dan regangan disebut gelombang
longitudinal.
Pergerakan udara disekitar penggaris
yang bergetar memindahkan energi bunyi melalui udara sehingga udara yang
bergetar memasuki telinga dan memukul gendang telinga. Ini menyebabkan gendang
telinga tersebut bergetar. Frekuensi getaran gendang telinga diterjemahkan oleh
otak sebagai suara yang spesifik yang disebut pola titinada. Karena panjang penggaris berkurang, frekuensinya
meningkat. Maka frekuensi suatu penggaris yang bergetar berbanding terbalik
dengan panjangnya. Pola titinada suara menjadi lebih tinggi ketika frekuensi
meningkat.
Selamat mencoba ^-^
Sumber: Buku Proyek FISIKA
#Thanks for reading my blogger :)
Komentar
Posting Komentar